September, Pertamina Geothermal Sudah Realisasi Investasi Hingga 80%
September, Pertamina Geothermal Sudah Realisasi Investasi Hingga 80%. Terhitung hingga September 2018, PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) sudah merealisasikan investasi panas bumi mencapai USD221,6 juta. Realisasi investasi tersebut sebesar 80% dari target tahun ini sebesar USD227 juta.
“Mudah-mudahan bisa terealisasi semua, paling tidak di atas 90%. Investasi untuk pengeboran sumur dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi,” kata Direktur Utama PGE Ali Mundakir, di Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Menurut dia tahun ini sesuai rencana terdapat 99 sumur yang akan dibor oleh PGE. Rata-rata anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor panas bumi ini melakukan pengeboran dengan kedalaman 3.000 meter di bawah permukaan tanah. “Kalau selama ini sumur panas bumi berada di kedalaman 400-500 meter maka kami sedang mengembangkan sumur sedalam 3.000 meter dari permukaan tanah. Ini langkah baru yang dilakukan PGE,” jelasnya.
Sedangkan untuk pengembangan PLTP, PGE sedang menyesaikan PLTP Lumut Balai Unit 1 berkapasitas 1×55 megawatt (MW) di Muara Enim, Sumatera Selatan. Adapun kemajuannya saat ini telah mencapai 99% dari target.
“Rencananya PLTP Lumut Balai Unit 1 paling lambat awal tahun depan sudah beroperasi. Setelah itu nanti disusul PLTP Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas yang sama. RPLTP Lumut Balai Unit 2 diharapkan juga bisa selesai tahun depan,” kata Ali.
Tidak berhenti di situ, PGE juga akan mengembangkan PLTP Lumut Balai Unit 3 dengan kapasitas sama yaitu 1×55 MW. Rencananya PLTP Lumut Balai Unit 3 dapat beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada 2022. Sementara PLTP Lumut Balai Unit 4 ditargetkan COD pada 2024.
Saat ini PGE memiliki 12 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan total kapasitas PLTP sebesar 437 MW. Hingga 2019 mendatang, total kapasitas PLTP dari PGE mendekati 900 MW.
Sejak tahun 2017 PGE menggarap tujuh proyek panas bumi, yaitu, Sungai Penuh upstream project 1×55 MW dengan target beroperasi 2020. PLTP Hululais upstream project 2×55 MW dengan target beroperasi 2019 untuk unit 1 dan 2021 PLTP Hululais Unit 2. Kemudian PLTP Ulubelu total project 2×55 MW yang beroperasi 3 Juli 2016 untuk unit 3 dan Juni 2017 untuk unit 4.
Sejak tahun 2017 PGE menggarap tujuh proyek panas bumi, yaitu, Sungai Penuh upstream project 1×55 MW dengan target beroperasi 2020. PLTP Hululais upstream project 2×55 MW dengan target beroperasi 2019 untuk unit 1 dan 2021 PLTP Hululais Unit 2. Kemudian PLTP Ulubelu total project 2×55 MW yang beroperasi 3 Juli 2016 untuk unit 3 dan Juni 2017 untuk unit 4.
“Sementara PLTP Karaha total kapasitas 1×30 MW target COD Juni 2017. Serta Lahendong Unit 5 dan 6 dengan total kapasitas 2x20MW, COD pada 15 September 2016 untuk unit 5 dan 9 Desember 2016 unit 6,” kata dia.
Pihaknya optismistis realisasi investasi panas bumi tahun ini dapat mencapai target walaupun terdapat sejumlah kendala. Adapun kendala tersebut antara lain tertundanya pengembangan dua sumur di WKP Lahendong dan WKP Tompaso, Sulawesi Utara. Penundaan pengeboran karena PGE belum mendapat hasil dari pengeboran sumur sebelumnya.
Ali mengatakan, kendala lainnya, kebutuhan pembangkit PLN dari panas bumi juga berkurang. Selain itu sumur di PLTP Karaha juga mengalami perbaikan.
Sementar itu, Direktur Panas Bumi pada Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ida Nuryatin Finahari optimistis realisasi investasi panas bumi tahun ini dapat mencapai target yaitu sekitar USD1,2 miliar walaupun terhambat karena penundaan pengeboran sumur oleh sejumlah kontraktor. Dia beralasan target investasi panas bumi akan tercapai karena masih banyak investor ingin menanamkan modalnya di sektor panas bumi.
“Memang ada mundur dari jadwal tapi akhir tahun akan on track untuk panas bumi,” tandasnya.
Comments
Post a Comment